Home Edukasi Sejarah Sejarah Katsu, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Katsu

Sejarah Katsu, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Katsu

Sejarah Katsu, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Katsu

Katsu adalah hidangan Jepang yang terdiri dari potongan daging yang dilapisi dengan tepung roti (panko) dan digoreng hingga renyah. Potongan daging yang umum digunakan adalah daging babi (tonkatsu) atau daging ayam (chicken katsu), meskipun ada juga variasi lain seperti katsu yang menggunakan daging sapi atau udang. Setelah digoreng, katsu sering disajikan dengan saus khusus yang disebut saus tonkatsu, yang memiliki rasa manis dan gurih. Katsu biasanya disajikan dengan nasi dan salad sebagai pelengkapnya. Hidangan ini sangat populer di Jepang dan juga populer di luar negeri sebagai salah satu hidangan Jepang yang paling disukai.

Berikut Kuarsa.com rangkum Sejarah Katsu, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Katsu

Sejarah Katsu

Sejarah Katsu, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Katsu

Katsu, hidangan ikonik Jepang yang terdiri dari daging goreng tepung roti, memaparkan perjalanan panjang dan menarik dalam sejarah kuliner. Akarnya menelusuri zaman kedatangan Portugis di Jepang, di mana hidangan Eropa bernama “tonkatsu” diperkenalkan dan kemudian disesuaikan oleh masyarakat Jepang.

Pada abad ke-16, Portugis memperkenalkan hidangan “tonkatsu” ke Jepang, yang terdiri dari daging sapi atau babi yang digoreng dengan tepung roti. Orang Jepang kemudian mengadaptasi hidangan ini dengan menggunakan bahan-bahan lokal serta mengikuti selera kuliner mereka. Meskipun pada awalnya hanya dinikmati oleh kelas atas Jepang, katsu akhirnya menjadi populer di seluruh lapisan masyarakat sebagai salah satu hidangan Jepang yang paling terkenal dan disukai.

Asal Usul Pembuatan Katsu Pertama Kali

Sejarah Katsu, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Katsu

Asal usul pembuatan katsu pertama kali tercatat pada zaman Portugis di Jepang pada abad ke-16, ketika hidangan “tonkatsu” diperkenalkan oleh Portugis. Tonkatsu ini terdiri dari daging sapi atau babi yang digoreng dengan tepung roti. Kemudian, orang Jepang mengadaptasi hidangan tersebut dengan menggunakan bahan-bahan lokal dan menyesuaikan dengan selera mereka, mengganti daging sapi dengan daging babi yang lebih mudah didapat dan lebih sesuai dengan preferensi rasa mereka. Mereka juga menggunakan tepung roti panko yang lebih kasar dan lebih renyah, serta menambahkan saus tonkatsu yang terbuat dari saus Worcestershire, kecap, dan gula.

Mungkin Anda Suka :  Sejarah Pukis, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Pukis

Perkembangan katsu di Jepang terjadi seiring waktu. Pada awalnya, hidangan ini hanya dinikmati oleh kalangan kelas atas. Namun, pada abad ke-19, katsu mulai populer di kalangan masyarakat umum Jepang. Fenomena ini semakin diperkuat dengan berdirinya restoran katsu pertama di Jepang, yang dikenal sebagai “Mikawaya”, yang didirikan di Tokyo pada tahun 1899. Dari situlah katsu menjadi semakin populer dan diakui sebagai salah satu hidangan Jepang yang paling terkenal dan disukai.

Filosofi Katsu

Katsu disajikan dengan keindahan yang sederhana. Potongan daging yang dilapisi tepung roti, kemudian digoreng hingga berwarna keemasan, dipadukan dengan saus tonkatsu yang gurih serta nasi putih yang pulen. Sentuhan kesederhanaan dalam penyajiannya menggambarkan nilai estetika Jepang yang menekankan keindahan dalam kesederhanaan dan kealamian.