Home Edukasi Sejarah Sejarah Takoyaki, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Takoyaki

Sejarah Takoyaki, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Takoyaki

Sejarah Takoyaki, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Takoyaki

Takoyaki adalah makanan camilan Jepang yang terkenal, yang terbuat dari adonan berbasis tepung terigu yang dicetak bulat dengan potongan gurita atau cumi-cumi dalamnya. Adonan tersebut kemudian digoreng dalam cetakan khusus yang berbentuk setengah bulat hingga berwarna kecokelatan di luar dan matang di dalamnya. Takoyaki biasanya disajikan panas-panas dengan berbagai saus seperti saus takoyaki yang manis dan gurih, mayones, dan seringkali taburan bonito flakes (serut ikan kering) dan rumput laut kering. Makanan ini sangat populer di Jepang dan juga bisa ditemukan di luar negeri sebagai salah satu camilan Jepang yang paling disukai.

Berikut Kuarsa.com rangkum Sejarah Takoyaki, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Takoyaki

Sejarah Takoyaki

Sejarah Takoyaki, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Takoyaki

Sejarah Takoyaki dimulai dari kreativitas pedagang kaki lima di Jepang. Pada Era Taisho (1912-1926), jejak awal takoyaki ditemukan di kios pasar kaget dengan hidangan bernama “Choboyaki”, yang terbuat dari gorengan tepung terigu berisi konnyaku. Pada pertengahan 1930-an, evolusi dari Choboyaki muncul dalam bentuk “Rajioyaki”, menggunakan isian urat sapi dan bagian daging sapi murah, terinspirasi oleh popularitas radio saat itu.

Pada tahun 1935, seorang penjual kaki lima bernama Tomekichi Endo terinspirasi oleh camilan “Akashiyaki” dari Osaka. Endo mulai bereksperimen dengan mengganti isian Rajioyaki menjadi gurita, menambahkan telur, dan mengubah bentuk serta alat memasaknya. Akibatnya, terciptalah “Takoyaki” yang menjadi ikon kuliner Jepang yang terkenal hingga saat ini.

Asal Usul Pembuatan Takoyaki Pertama Kali

Sejarah Takoyaki, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Takoyaki

Asal usul pembuatan takoyaki dapat dilacak kembali ke Osaka, Jepang, pada tahun 1935, yang dipelopori oleh seorang pedagang kaki lima bernama Tomekichi Endo. Pada awalnya, Endo berjualan hidangan kaki lima yang disebut Nikuyaki, yaitu bola-bola tepung terigu yang diisi dengan urat sapi dan daging sapi murah. Terinspirasi oleh camilan lokal bernama Akashiyaki, yang terdiri dari bola-bola tepung terigu berisi gurita, Endo mulai bereksperimen dengan mengganti isian Nikuyaki menjadi gurita dan menambahkan telur. Dia juga mengubah bentuk dan alat memasaknya, beralih dari wajan datar untuk Nikuyaki menjadi menggunakan cetakan khusus dengan lubang-lubang kecil untuk membuat bola-bola takoyaki yang khas.

Mungkin Anda Suka :  Sejarah Rujak Cingur, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Rujak Cingur

Seiring berjalannya waktu, takoyaki mengalami evolusi yang signifikan. Awalnya hanya diisi dengan gurita dan ditaburi dengan bubuk katsuobushi (serpihan ikan asap) dan daun bawang, namun seiring waktu, berbagai variasi isian dan topping mulai muncul, seperti sosis, bakso ikan, dan keju. Saus takoyaki yang khas, yang terbuat dari campuran saus Worcestershire, saus tomat, dan mayones, juga menjadi populer di tahun-tahun berikutnya, menambahkan dimensi rasa yang kaya pada hidangan yang semakin populer ini.

Filosofi Takoyaki

Takoyaki disajikan dengan tampilan yang sederhana namun menawan. Bola-bola berwarna kecokelatan yang menggoda dengan isian gurita dan saus takoyaki yang lezat, disertai dengan tambahan topping seperti katsuobushi (serpihan ikan asap) dan daun bawang. Kesederhanaan dalam penyajiannya menyoroti nilai-nilai estetika Jepang yang mengutamakan keindahan yang muncul dari kesederhanaan dan kedekatan dengan alam.