Connect with us

Kuarsa

Reportase Mendalam Sejarah Istilah Buka Bersama Puasa Ramadhan, Meneliti Awal Mula Bukber

Reportase Mendalam Sejarah Istilah Buka Bersama Puasa Ramadhan, Meneliti Awal Mula Bukber

Sejarah

Reportase Mendalam Sejarah Istilah Buka Bersama Puasa Ramadhan, Meneliti Awal Mula Bukber

“Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun.” kata Nabi Muhammad dalam Hadits Riwayat Abu Dawud.

Assalamualaikum Sobat Kuarsa. Kita buka reportase mendalam kali ini dengan hadist Riwayat Abu Dawud dari kutipan perkatan Nabi Muhammad SAW tentang buka bersama saat puasa.

Dari hadist tersebut diyakini menjadi awal mula istilah buka bersama dimulai. Bagaimana tidak, makan bersama setelah puasa (apalagi memberi makan orang berpuasa) sangat jadi kegiatan mulia dan banyak pahala. Hal itu lah yang diyakini akan membuat cikal bakal orang saling membantu dalam konsep menyiapkan hidangan buka puasa bersama bisa dengan di masjid, di rumah hingga beragam tempat makan.

Keunikan dari sejarah buka bersama di puasa Ramadhan inilah yang membuat Redaksi Kuarsa ingin menyelami bagaimana awal mulanya yang tentunya dengan data-data valid yang terkumpul dari berbagai sumber. Sebelum mengarah ke reportase mendalam kami akan coba paparkan dulu apa itu arti buka puasa bersama di bulan Ramadhan.

Apa itu Buka Bersama di Bulan Ramadhan?

Reportase Mendalam Sejarah Istilah Buka Bersama Puasa Ramadhan, Meneliti Awal Mula Bukber

Sobat Kuarsa ada yang tahu arti buka bersama di bulan Ramadhan? Buka Bersama adalah tradisi makan bersama yang dilakukan umat Muslim pada bulan Ramadan setelah berpuasa seharian. Secara harfiah, “Buka” berarti “membuka” dan “bersama” berarti “bersama-sama”, sehingga Buka Bersama secara harfiah berarti “membuka puasa bersama-sama”. Tradisi ini dilakukan setiap hari pada bulan Ramadan, mulai dari waktu Maghrib (waktu berbuka puasa) hingga waktu Shalat Isya.

Buka Bersama seringkali dilakukan bersama keluarga, teman, tetangga, atau komunitas Muslim lainnya. Biasanya, makanan dan minuman disiapkan secara bersama-sama dan diletakkan di atas meja makan, kemudian semua peserta Buka Bersama akan duduk bersama dan menikmati hidangan tersebut setelah adzan Maghrib berkumandang.

Tradisi Buka Bersama memiliki makna yang dalam bagi umat Muslim. Selain sebagai kesempatan untuk bersilaturahmi dan memperkuat tali persaudaraan, Buka Bersama juga menjadi momen untuk bersyukur atas nikmat Allah yang diberikan dengan diberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa selama Ramadan. Tradisi ini juga memperkuat nilai solidaritas sosial dan saling berbagi kepada sesama, karena dalam Buka Bersama seringkali ditemukan kegiatan amal seperti membagikan makanan kepada yang membutuhkan ya Sobat.

Sejarah Bulan Ramadhan

Reportase Mendalam Sejarah Istilah Buka Bersama Puasa Ramadhan, Meneliti Awal Mula Bukber

Perjalanan sejarah Bulan Ramadhan meliputi beberapa periode penting yang memberikan landasan bagi tradisi puasa yang dilakukan umat Islam, termasuk:

– Era Sebelum Islam

Tradisi puasa memiliki akar yang dalam dalam sejarah manusia. Bahkan sebelum Islam, tokoh-tokoh agung seperti Nabi Nuh AS mempraktikkan puasa sebagai ungkapan syukur atas keselamatan dari bencana. Nabi-nabi lainnya seperti Ibrahim AS, Musa AS, dan Isa AS juga dikenal berpuasa sebagai bagian dari ibadah mereka.

– Pada Masa Nabi Muhammad SAW di Mekah

Sebelum berhijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya mulai mempraktikkan puasa secara reguler, yaitu selama tiga hari setiap bulan. Hal ini mencerminkan peran puasa sebagai bagian penting dari ibadah dalam agama Islam.

– Pada Masa Nabi Muhammad SAW di Madinah

Mungkin Anda Suka :  Sejarah Tempe, Asal Usul Pembuatan dan Filosofi Tempe

Titik balik dalam sejarah puasa Ramadan terjadi pada tahun kedua Hijriah, saat Allah SWT mewajibkan umat Islam untuk berpuasa selama bulan Ramadan. Puasa Ramadhan kemudian menjadi salah satu rukun Islam yang penting dan menjadi identitas spiritual umat Islam di seluruh dunia.

– Perkembangan dan Diversifikasi Tradisi Ramadan

Seiring dengan perkembangan Islam, tradisi puasa Ramadan semakin berkembang dan beragam. Berbagai kebiasaan seperti tadarus Al-Qur’an, salat tarawih, dan buka puasa bersama menjadi bagian penting dari rutinitas ibadah selama bulan suci ini. Di Indonesia, tradisi Ramadan juga dipengaruhi oleh budaya lokal, seperti tradisi mudik dan berbagai hidangan khas Ramadan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.

– Metode Penentuan Awal Ramadan

Sejak awal Islam, awal bulan Ramadan ditentukan melalui pengamatan langsung terhadap hilal (bulan sabit baru). Saat ini, banyak negara Islam menggunakan metode hisab (perhitungan matematis) dan rukyat (pengamatan langsung) untuk menentukan awal Ramadan. Di Indonesia, Kementerian Agama RI menggunakan kedua metode tersebut untuk menetapkan awal Ramadan, mencerminkan keragaman dalam penentuan hari-hari penting dalam agama Islam.

Makna dan Manfaat Puasa Ramadhan

Sobat Kuarsa, Puasa Ramadhan memiliki makna dan manfaat yang mendalam dalam kehidupan umat Islam, antara lain:

1. Pembersihan Spiritual: Puasa Ramadhan merupakan waktu di mana umat Islam berkomitmen untuk membersihkan diri secara spiritual. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan perilaku yang tidak terpuji dari fajar hingga matahari terbenam, umat Islam diingatkan untuk meningkatkan kesadaran akan tindakan dan perkataan mereka.

2. Kesempatan untuk Memperkuat Koneksi dengan Allah: Puasa Ramadhan adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah, dzikir, dan tilawah Al-Qur’an. Dengan meningkatkan ibadah selama bulan suci ini, umat Islam berharap untuk memperkuat hubungan spiritual mereka dengan Sang Pencipta.

3. Peningkatan Kesadaran Sosial: Selain memperkuat hubungan dengan Allah, puasa Ramadhan juga menekankan pentingnya kedermawanan, empati, dan solidaritas sosial. Banyak umat Islam yang menggunakan bulan ini sebagai kesempatan untuk memberikan sedekah, menolong yang membutuhkan, dan memperkuat hubungan dengan sesama manusia.

4. Penguatan Karakter: Puasa Ramadhan mengajarkan kesabaran, disiplin, dan kendali diri. Dengan menahan diri dari keinginan duniawi selama sepanjang hari, umat Islam belajar untuk mengendalikan nafsu dan memperkuat karakter mereka.

5. Penyucian Tubuh dan Jiwa: Puasa Ramadhan tidak hanya menyucikan tubuh dari toksin dan zat-zat berbahaya, tetapi juga menyucikan jiwa dari dosa dan kesalahan. Dengan menahan diri dari hal-hal yang dilarang dalam agama selama bulan ini, umat Islam berharap untuk memperoleh keberkahan dan pengampunan dari Allah SWT.

6. Peningkatan Kesehatan: Selain manfaat spiritual, puasa Ramadhan juga memiliki manfaat kesehatan fisik. Penelitian telah menunjukkan bahwa puasa dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan metabolisme, dan meningkatkan kesehatan jantung.

7. Penguatan Komunitas: Puasa Ramadhan juga memperkuat ikatan antara anggota komunitas Muslim. Momen buka bersama, tarawih berjamaah, dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya selama bulan suci ini memperkuat solidaritas dan persaudaraan di antara umat Islam.

Dengan menyadari makna dan manfaat puasa Ramadhan ini, umat Islam diharapkan dapat menjalankan ibadah dengan penuh kesungguhan dan mendapatkan berkah serta rahmat dari Allah SWT.

Mungkin Anda Suka :  Sejarah Ristretto, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Ristretto

Awal Mula Tren Buka Bersama

Bukber kuy! Yup kita akhirnya masuk ke reportase ke inti masalah yakni awal mula tren buka bersama bulan Ramadhan. Asal-usul tren buka bersama pada Bulan Ramadhan memang belum dapat dipastikan dengan pasti. Namun, tradisi ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Berdasarkan hadits, Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk berbuka puasa bersama, menunjukkan bahwa konsep buka bersama sudah ada sejak zaman beliau.

Meskipun demikian, tren buka puasa bersama seperti yang kita kenal saat ini kemungkinan besar muncul belakangan. Beberapa faktor yang mendukung munculnya tren ini antara lain adalah meningkatnya mobilitas penduduk dan perkembangan budaya konsumerisme. Dengan kemajuan zaman dan transportasi yang lebih mudah, masyarakat menjadi lebih terbuka untuk berkumpul dan mengadakan acara buka bersama. Selain itu, pusat perbelanjaan dan restoran juga turut memainkan peran dengan menawarkan paket buka bersama untuk menarik pelanggan.

Meskipun asal-usul tren buka bersama masih menjadi misteri, tradisi ini telah menjadi bagian penting dalam budaya masyarakat Indonesia. Buka bersama bukan hanya sekadar ritual ibadah, tetapi juga menjadi kesempatan untuk mempererat tali silaturahmi, berbagi kebahagiaan, dan memperkuat hubungan sosial di bulan suci Ramadhan.

Sejarah Buka Bersama Puasa Ramadhan

Reportase Mendalam Sejarah Istilah Buka Bersama Puasa Ramadhan, Meneliti Awal Mula Bukber

Asal-usul pasti tradisi buka puasa bersama belum pastu, namun ada bukti yang menunjukkan bahwa tradisi ini mungkin lebih tua dari yang Sobat Kuarsa kira, dengan pengaruh dari era pra-Islam dan Islam. Berikut adalah pembahasannya yang coba sajikan Redaksi Kuarsa untuk kalian semua.

Akar Pra-Islam

Pesta Bersama: Bahkan sebelum Islam tiba di Indonesia, struktur sosial Asia Tenggara menekankan persatuan dan berbagi makanan. Tradisi seperti Meugang (Aceh), Nyorog (Minangkabau), Megibung (Bali), dan Megengan (Jawa) semuanya melibatkan makanan bersama, membentuk dasar bagi buka puasa bersama.

Pengaruh Islam

Berbagi Semangat: Nabi Muhammad SAW sendiri diyakini pernah berbagi makanan dengan mereka yang baru memeluk Islam selama Ramadan. Tindakan baik dan berbagi ini mencerminkan semangat inti di balik buka puasa bersama.
Hadis Mendorong Berbagi: Hadis-hadis (ucapan Nabi) mendorong untuk memberi makan orang yang sedang berpuasa, menunjukkan hubungan dengan tradisi bersama membuka puasa.

Era Modern

Pendekatan Modern: Tren saat ini dari pertemuan buka puasa yang meriah di restoran kemungkinan merupakan perkembangan yang lebih baru, dipicu oleh faktor-faktor seperti:

Kumpulan Hadist Rasulullah Terkait Buka Bersama Puasa Ramadhan

Ada beberapa hadist yang tim Redaksi Kuarsa kumpulan dalam reportase mencari sejarah buka bersama puasa Ramadhan yang diyakini sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Hadits Riwayat Abu Dawud:

“Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun.”

Hadits Riwayat Ibnu Majah:

“Siapa saja yang memberi makan orang yang berpuasa, maka Allah akan memberikannya minum dari telaga Al-Kausar pada hari kiamat.”

Hadits Riwayat An-Nasa’i:

“Berbukalah kalian bersama-sama, maka Allah akan memberikan keberkahan kepada kalian.”

Hadits Riwayat At-Tirmidzi:

“Sebaik-baiknya makanan adalah makanan yang dimakan bersama-sama.”

Mungkin Anda Suka :  Sejarah Dibuatnya Kwetiau, Asal-Usulnya Hingga Filosofi Pembuatan

Hadits Riwayat Ahmad:

“Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya dua pahala: pahala berpuasa dan pahala memberi makan.”

Kutipan-kutipan tersebut menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan umatnya untuk berbuka puasa bersama. Selain mendapatkan pahala yang berlipat ganda, buka puasa bersama juga dapat mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan rasa kebersamaan antar umat Islam.

Kajian Bukber dalam Perspektif Islam

Reportase Redaksi Kuarsa terkait sejarah bukber tak hanya sampai situ. Kami juga menggali tentang kajian bukber yang disampaikan oleh ahlinya. Dr.Zulkifli, M.Ag (Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suska Riau) menuliskan tulisan yang bagus terkait buka bersama dalam sudut pandang Islam. Berikut Kuarsa coba rangkum apa yang dikatakan beliau agar bisa menyempurnakan reportase kali ini.

Tradisi buka puasa bersama (bukber) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari bulan suci Ramadan di Indonesia. Berbagai kelompok, keluarga besar, alumni, teman lama, bahkan komunitas perguruan tinggi mengadakan acara buka bersama sebagai agenda rutin. Lebih dari sekadar makan bersama, bukber juga menjadi momen untuk menjalin silaturahmi. Namun, ada pertanyaan seputar hukum buka puasa bersama dalam Islam. Meski disebut-sebut dapat mengurangi pahala berpuasa, sebenarnya buka bersama tidak salah dan bahkan bisa mendatangkan pahala, seperti yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Menurut riwayat Hadis Abu Dawud, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam untuk makan bersama-sama dan membaca basmalah, karena hal tersebut mendatangkan berkah dari Allah SWT. Meski tidak diwajibkan sebagai ibadah, buka bersama memiliki nilai-nilai kebersamaan, silaturahmi, dan syukur yang penting dalam Islam. Namun, perlu diingat bahwa bukber hendaknya hanya dilakukan saat Ramadan dan untuk puasa wajib. Melakukan buka bersama saat menjalankan puasa sunah bisa menjadi makruh jika dilakukan dengan motif riya atau sum’ah. Sebagai muslim, perlu menjaga agar acara buka bersama tetap sesuai dengan ajaran agama dan tidak melanggar syariat Islam.

Kesimpulan Reportase Mendalam Sejarah Istilah Buka Bersama

Redaksi Kuarsa sudah menjelaskan panjang lebar mengenai reportase mendalam sejarah buka bersama di bulan Ramadhan. Dari reportase mendalam ini bisa kita simpulkan di bawah ini.

1. Asal-usul tren buka bersama pada Bulan Ramadhan belum dapat dipastikan secara pasti, tetapi diperkirakan telah ada sejak zaman Rasulullah SAW, sebagaimana dianjurkan dalam hadits.

2. Meskipun asal-usulnya belum jelas, tren buka puasa bersama seperti yang kita kenal saat ini kemungkinan besar muncul belakangan, didukung oleh meningkatnya mobilitas penduduk dan budaya konsumerisme.

3. Tradisi buka bersama telah menjadi bagian penting dalam budaya masyarakat Indonesia, menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkuat hubungan sosial di bulan suci Ramadhan.

4. Meskipun buka bersama bukan merupakan ibadah yang diwajibkan, tetapi memiliki nilai-nilai kebersamaan, silaturahmi, dan syukur yang penting dalam Islam, sebagaimana dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.

5. Penting bagi umat Islam untuk menjaga agar acara buka bersama tetap sesuai dengan ajaran agama dan tidak melanggar syariat Islam, serta memperhatikan kondisi dan situasi sekitar, termasuk dalam masa pandemi seperti saat ini.

Continue Reading
Advertisement
You may also like...

More in Sejarah

To Top