Tom Yam adalah salah satu hidangan sup pedas yang paling terkenal dan disukai di Thailand. Hidangan ini dikenal karena kombinasi uniknya antara rasa pedas, asam, dan segar yang berasal dari berbagai bahan-bahan alami yang digunakan dalam pembuatannya. Tom Yam biasanya terdiri dari kuah kaldu yang kaya rasa, dimasak dengan campuran rempah-rempah seperti serai, daun jeruk, jahe, bawang putih, dan cabai.
Seringkali, Tom Yam disajikan dengan tambahan berbagai jenis bahan, seperti udang, ayam, atau jamur, yang memberikan tekstur dan rasa yang beragam pada hidangan. Beberapa versi Tom Yam juga dapat mengandung bahan tambahan seperti tomat, kemangi, atau bunga lawang untuk meningkatkan kompleksitas rasa dan aroma. Kelezatan Tom Yam tidak hanya terletak pada rasa pedasnya yang menyengat, tetapi juga pada kesegaran dan keseimbangan rasa yang dihasilkan dari kombinasi bahan-bahan alaminya.
Tom Yam tidak hanya populer di Thailand, tetapi juga telah menjadi salah satu hidangan Thai yang paling terkenal di seluruh dunia. Kombinasi unik antara rasa pedas, asam, dan segar membuatnya menjadi hidangan yang sangat disukai oleh banyak orang dari berbagai budaya. Tom Yam tidak hanya memberikan sensasi kuliner yang menggugah selera, tetapi juga merangkul kekayaan rempah-rempah dan bahan-bahan alami yang melambangkan kekayaan dan keberagaman kuliner Thailand.
Sejarah Tom Yam
Sejarah Tom Yam dipercaya berasal dari Thailand Tengah, di sekitar Sungai Chao Phraya [Sungai Chao Phraya merupakan sungai terpanjang di Thailand]. Banyaknya udang di sungai tersebut diduga menjadi faktor munculnya tom yam. Masyarakat sekitar menggunakan udang air tawar sebagai bahan utama sup [sup dikenal sebagai makanan berkuah dengan isi sayuran atau daging].
Bukti tertulis resep tom yam tertua berasal dari tahun 1888, namun resep tersebut berjudul “Sup Tom Yam Ikan Gabus” dan tidak menyebutkan udang sebagai bahan utama. Pencantuman udang dalam sup tom yam baru ditemukan dalam kamus makanan dari tahun 1897.
Nama “Tom Yam” sendiri berasal dari bahasa Thailand, yaitu “Tom” yang berarti panas atau mendidih, dan “Yam” yang berarti pedas dan asam. Nama ini sesuai dengan ciri khas tom yam yang biasa disajikan panas dengan rasa asam pedas yang kuat.
Asal Usul Pembuatan Tom Yam Pertama Kali
Asal usul pembuatan Tom Yam masih menjadi misteri yang belum terpecahkan dengan pasti, tetapi beberapa teori populer telah diajukan untuk menjelaskan asal mula hidangan ini:
1. Dari Masyarakat Sekitar Sungai Chao Phraya
Teori ini mengatakan bahwa Tom Yam berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Chao Phraya di Thailand Tengah. Di daerah tersebut, kelimpahan udang mungkin mendorong masyarakat untuk menggunakan udang sebagai bahan utama dalam sup. Meskipun bukti tertulis resep Tom Yam tertua pada tahun 1888 berjudul “Sup Tom Yam Ikan Gabus” menunjukkan bahwa udang tidak awalnya menjadi bahan utama. Tom Yam kemungkinan berevolusi seiring waktu dengan penambahan udang dan bumbu-bumbu lainnya.
2. Dari Pengaruh India
Sejarawan Giles Milton mengemukakan teori bahwa Tom Yam mungkin terinspirasi dari sup udang pedas dan asam dari India yang dikenal sebagai “sup udang asam”. Sup ini memiliki beberapa kemiripan dengan Tom Yam, dan kemungkinan terjadi pertukaran budaya dan kuliner antara Thailand dan India yang melahirkan Tom Yam.
3. Dari Pengobatan Tradisional Thailand
Beberapa sumber menyebutkan bahwa Tom Yam terinspirasi dari ramuan tradisional Thailand yang digunakan untuk meredakan penyakit. Bahan-bahan seperti serai, daun jeruk purut, dan galanga yang digunakan dalam Tom Yam memiliki khasiat obat. Oleh karena itu, Tom Yam mungkin dibuat sebagai kombinasi antara kelezatan dan pengobatan, menjadikannya tidak hanya lezat tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan.
Filosofi Tom Yam
Walaupun Tom Yam memiliki sejarah dan bahan-bahan yang menarik, hidangan ini belum memperoleh filosofi makanan yang mapan seperti yang biasanya ditemukan dalam tradisi kuliner lainnya. Meskipun demikian, kita dapat melihat karakteristik Tom Yam dan budaya kuliner Thailand untuk mencoba memahami “filosofi” yang terkandung di dalamnya.
Pertama, keseimbangan rasa adalah salah satu aspek penting dalam Tom Yam. Rasa asam, pedas, asin, dan manis yang kompleks dalam hidangan ini mencerminkan filosofi Thailand tentang menciptakan keseimbangan, mirip dengan konsep Yin dan Yang dalam budaya Tionghoa. Selanjutnya, penggunaan bahan-bahan segar yang dipetik langsung menunjukkan penghargaan masyarakat Thailand terhadap kualitas bahan dan cita rasa alami.
Selain itu, Tom Yam sering disajikan dalam panci besar untuk dimakan bersama-sama, mencerminkan budaya kebersamaan dan gotong royong dalam masyarakat Thailand. Dan, hidangan ini jarang dimakan sendiri; biasanya dinikmati dengan nasi dan lauk lainnya, menunjukkan pentingnya variasi dan pelengkap dalam hidangan Thailand. Dengan melihat poin-poin tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa “filosofi” Tom Yam cenderung menekankan pada pengalaman bersantap yang menyenangkan dan penuh cita rasa, dengan bahan-bahan segar, rasa yang seimbang, dan dinikmati bersama sebagai bagian dari hidangan yang lebih besar.