Rohingya merupakan kelompok etnis minoritas yang mayoritasnya menganut agama Islam dan tinggal di wilayah Rakhine (dahulu dikenal sebagai Arakan), Myanmar. Sejarah Rohingya melibatkan konteks sejarah panjang, namun, situasinya telah menjadi kompleks dan kontroversial dalam beberapa tahun terakhir.
Bicara mengenai sejarah Rohingya ada beberapa poin poin penting dalam sejarah Rohingya melibatkan:
- Asal Usul dan Sejarah Awal:
Rohingya mengklaim bahwa mereka adalah penduduk asli Rakhine dan memiliki sejarah yang panjang di wilayah tersebut, bahkan sebelum pembentukan negara Myanmar modern. Mereka berbicara bahasa Rohingya dan memiliki budaya serta sejarah yang berbeda dari mayoritas etnis di Myanmar.
- Â Zaman Kolonial:
Selama masa pemerintahan kolonial Inggris di Burma (sekarang Myanmar), wilayah Arakan menjadi bagian dari India Britania. Pada saat itu, ada imigrasi pekerja Rohingya dan pengakuan resmi terhadap identitas etnis mereka.
- Periode Pasca-Kemerdekaan Myanmar:
Setelah kemerdekaan Myanmar dari Inggris pada tahun 1948, hak-hak Rohingya terus menerus dikurangi oleh pemerintah Myanmar. Pada tahun 1982, dikeluarkan Undang-Undang Kewarganegaraan yang mengakibatkan mayoritas Rohingya kehilangan status kewarganegaraannya dan dianggap sebagai penduduk asing.
- Konflik Etnis dan Agama:
Konflik etnis dan agama di Rakhine semakin meningkat pada tahun 2012, menyebabkan puluhan ribu orang Rohingya mengungsi ke kamp-kamp pengungsian. Pada 2017, serangan terkoordinasi oleh kelompok militan Rohingya terhadap pos-pos keamanan Myanmar mengakibatkan reaksi keras dari militer, menyebabkan gelombang pengungsi besar-besaran ke Bangladesh.
- Kondisi Pengungsi di Bangladesh:
Sejak 2017, lebih dari setengah juta orang Rohingya mengungsi ke Bangladesh, menciptakan krisis kemanusiaan di wilayah Cox’s Bazar. Kondisi pengungsian di kamp-kamp sangat sulit, dengan banyak tantangan terkait keamanan, kesehatan, dan pendidikan.
Sejarah Rohingya sangat kompleks dan sering kali diperdebatkan, terutama dalam konteks politik dan hak asasi manusia. Konflik di wilayah tersebut memerlukan perhatian dunia internasional dan upaya untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi masyarakat Rohingya.
Masuknya Rohingya ke Indonesia?
Pertama kali perhatian dunia terhadap krisis pengungsi Rohingya meningkat secara signifikan adalah setelah gelombang pengungsian besar-besaran pada tahun 2017, ketika ribuan Rohingya melarikan diri dari kekerasan di Myanmar dan mencari suaka (bentuk perlindungan yang diberikan oleh suatu negara) di negara-negara tetangga, terutama Bangladesh.
Ada beberapa insiden pengungsian Rohingya ke Indonesia sejak beberapa tahun sebelum krisis pada 2017. Namun, perhatian global pada skala krisis meningkat terutama setelah gelombang pengungsian besar pada tahun 2015.
Pada Mei 2015, kapal-kapal yang membawa pengungsi Rohingya dan migran Bangladesh mencapai pantai-pantai Indonesia dan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Kondisi mengerikan di kapal-kapal tersebut, dengan kekurangan makanan dan air, menjadi sorotan dunia dan memicu respons internasional.
Pemerintah Indonesia, bersama dengan negara-negara tetangga, mengambil langkah-langkah untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi Rohingya yang tiba di pantai mereka. Setelah tekanan internasional, kapal-kapal tersebut diberi izin untuk bersandar, dan para pengungsi diberi bantuan kemanusiaan, termasuk makanan dan tempat berlindung.
Namun, penting untuk dicatat bahwa masuknya Rohingya ke Indonesia tidak terbatas pada periode tersebut, dan beberapa orang Rohingya telah mencoba mencari suaka atau melarikan diri dari kekerasan di Myanmar pada tahun-tahun sebelumnya. Sejumlah pengungsi Rohingya yang lebih kecil terus mencoba mencari perlindungan di negara-negara tetangga, termasuk Indonesia.