Home Edukasi Sejarah Sejarah Ramen, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Ramen

Sejarah Ramen, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Ramen

Sejarah Ramen, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Ramen

Ramen adalah hidangan mi kuah khas Jepang yang terdiri dari beberapa elemen utama: Biasanya terbuat dari tepung terigu, garam, air, dan kansui (air alkali). Bentuk dan ketebalan mie ramen bervariasi, tergantung jenis ramennya.

Berbagai jenis kaldu digunakan, seperti kaldu ayam, babi, sapi, miso, dan seafood. Kaldu direbus lama untuk menghasilkan rasa yang gurih dan kaya. Beragam topping digunakan untuk menambah rasa dan tekstur pada ramen, seperti daging babi chashu, telur rebus, daun bawang, narutomaki (kue ikan), dan menma (rebung fermentasi).

Ramen disajikan dalam mangkuk besar yang panas, dengan mie terendam dalam kaldu dan topping di atasnya.

Berikut Kuarsa.com rangkum Sejarah Ramen, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Ramen

Sejarah Ramen

Sejarah Ramen, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Ramen

Sejarah ramen, hidangan mi khas Jepang, cukup kompleks dan penuh perdebatan. Meskipun belum ada titik temu tunggal terkait awal mulanya, beberapa teori utama dapat dirangkum sebagai berikut:

Teori Pengaruh Tiongkok:

Teori ini paling umum diterima. Diperkirakan ramen berasal dari hidangan mi Tiongkok bernama “lamian” yang dibawa ke Jepang pada abad ke-19, kemungkinan melalui pelabuhan Yokohama dan Hakodate.
Lamian diadaptasi dengan selera Jepang, menggunakan kaldu ikan dan miso, serta mie yang lebih tipis dan kenyal.
Restoran ramen pertama di Jepang, Rairaiken, dibuka di Asakusa, Tokyo pada tahun 1910.

Teori Tokugawa Mitsukuni:

Catatan sejarah menyebutkan Tokugawa Mitsukuni (1628-1701), seorang daimyo (penguasa lokal) pada zaman Edo, mungkin pernah mencicipi hidangan mi ala Tiongkok dari seorang pengungsi Konghucu dari Dinasti Ming.
Meskipun belum jelas apakah ini ramen seperti yang kita kenal sekarang, teori ini menunjukkan potensi pengaruh awal Tiongkok pada hidangan ini.

Teori Lokal:

Teori ini mengusulkan bahwa ramen mungkin sudah ada di Jepang sebelum kedatangan lamian Tiongkok, dipengaruhi oleh hidangan mi lokal seperti udon dan soba.
Bukti pendukung teori ini masih terbatas, tetapi menunjukkan kemungkinan evolusi hidangan mi di Jepang sendiri.

Mungkin Anda Suka :  Sejarah Puding, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Puding

Asal Usul Pembuatan Ramen

Sejarah Ramen, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Ramen

Asal usul pembuatan ramen pertama kali masih menjadi perdebatan, dengan beberapa teori yang berusaha menjelaskan asal-usulnya:

Teori Pengaruh Tiongkok:

Teori ini paling umum diterima. Diperkirakan ramen berasal dari hidangan mi Tiongkok bernama “lamian” yang dibawa ke Jepang pada abad ke-19, kemungkinan melalui pelabuhan Yokohama dan Hakodate.
Lamian diadaptasi dengan selera Jepang, menggunakan kaldu ikan dan miso, serta mie yang lebih tipis dan kenyal.
Beberapa sejarawan kuliner menunjuk ke hidangan Tiongkok “chāshāomiàn” (mi tarik dengan daging babi) sebagai nenek moyang ramen.

Teori Tokugawa Mitsukuni:

Catatan sejarah menyebutkan Tokugawa Mitsukuni (1628-1701), seorang daimyo (penguasa lokal) pada zaman Edo, mungkin pernah mencicipi hidangan mi ala Tiongkok dari seorang pengungsi Konghucu dari Dinasti Ming.
Hidangan ini disajikan dalam wadah yang disebut “reimen”, yang mungkin menjadi asal kata “ramen”.
Meskipun belum jelas apakah ini ramen seperti yang kita kenal sekarang, teori ini menunjukkan potensi pengaruh awal Tiongkok pada hidangan ini.

Teori Lokal:

Teori ini mengusulkan bahwa ramen mungkin sudah ada di Jepang sebelum kedatangan lamian Tiongkok, dipengaruhi oleh hidangan mi lokal seperti udon dan soba.
Bukti pendukung teori ini masih terbatas, tetapi menunjukkan kemungkinan evolusi hidangan mi di Jepang sendiri.

Filosofi Ramen

Filosofi Ramen: Lebih dari Sekedar Hidangan

Ramen bukan hanya hidangan mi yang lezat dan menghangatkan. Di balik kesederhanaannya, ramen mengandung filosofi yang menarik untuk direnungkan.

1. Kesederhanaan dan Keindahan:

Ramen terbuat dari bahan-bahan sederhana: mie, kaldu, dan topping. Bahan-bahan sederhana ini dapat diolah menjadi berbagai macam kombinasi yang lezat dan indah. Filosofi ini menunjukkan bagaimana keindahan dan kenikmatan dapat ditemukan dalam hal-hal sederhana.

Mungkin Anda Suka :  Dinasti Joseon Sejarah, Kekuatan, Wilayah, Hingga Keruntuhannya

2. Keseimbangan dan Harmoni:

Ramen yang sempurna adalah hasil dari keseimbangan rasa dan tekstur yang harmonis. Kaldu yang gurih, mie yang kenyal, dan topping yang bervariasi menciptakan pengalaman kuliner yang kompleks dan memuaskan. Filosofi ini menunjukkan bagaimana keseimbangan dan harmoni penting dalam mencapai kesempurnaan.

3. Kenyamanan dan Kehangatan:

Semangkuk ramen yang panas dan mengepul dapat memberikan rasa nyaman dan kehangatan. Rasa dan aroma ramen dapat membangkitkan kenangan indah dan rasa aman. Filosofi ini menunjukkan bagaimana ramen dapat menjadi simbol kehangatan dan rasa aman.

4. Kebersamaan dan Komunitas:

Ramen sering dimakan bersama keluarga dan teman-teman. Proses menyantap ramen bersama dapat menjadi momen kebersamaan dan kehangatan. Filosofi ini menunjukkan bagaimana ramen dapat menjadi alat untuk membangun kebersamaan dan komunitas.

5. Tradisi dan Inovasi:

Ramen adalah hidangan yang telah berevolusi selama berabad-abad. Resepnya telah diubah dan diadaptasi oleh berbagai budaya, menghasilkan berbagai variasi ramen di seluruh dunia. Filosofi ini menunjukkan bagaimana tradisi dapat dijaga dan dilestarikan, namun tetap terbuka untuk perubahan dan inovasi.