Connect with us

Kuarsa

Sejarah Oseng Mercon, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Oseng Mercon

Sejarah Oseng Mercon, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Oseng Mercon

Sejarah

Sejarah Oseng Mercon, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Oseng Mercon

Oseng Mercon adalah hidangan oseng-oseng yang khas Indonesia, terutama dikenal di daerah Jawa. Oseng Mercon biasanya terbuat dari daging sapi yang dipotong kecil-kecil dan diolah dengan bumbu pedas, sehingga menghasilkan hidangan yang sangat pedas. Nama “Mercon” sendiri berarti mercon atau petasan dalam bahasa Indonesia, yang mencerminkan tingkat kepedasan hidangan ini.

Bumbu-bumbu yang digunakan dalam Oseng Mercon dapat meliputi cabai, bawang merah, bawang putih, kemiri, terasi, garam, gula, dan bumbu-bumbu lainnya. Beberapa resep mungkin juga menggunakan daun jeruk, serai, atau daun salam untuk memberikan aroma khas.

Oseng Mercon seringkali dihidangkan sebagai lauk pendamping nasi. Tingkat kepedasannya dapat disesuaikan sesuai selera, tetapi umumnya hidangan ini memang dikenal sebagai hidangan yang sangat pedas. Oseng Mercon merupakan salah satu contoh hidangan Indonesia yang menggabungkan cita rasa pedas dan nikmat, sangat cocok bagi pencinta makanan pedas.

Sejarah Oseng Mercon

Sejarah Oseng Mercon, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Oseng Mercon

Oseng Mercon pertama kali diciptakan oleh seorang penjual makanan bernama Bu Narti di tahun 1997. Bu Narti awalnya hanya menjual oseng daging sapi biasa, namun kemudian ia mencoba menambahkan cabai rawit yang banyak ke dalam tumisannya. Ternyata, oseng dengan cabai rawit yang banyak justru menjadi favorit para pelanggan.

Oseng Mercon Bu Narti mulai terkenal di tahun 1999 setelah diliput oleh salah satu acara televisi nasional. Sejak saat itu, oseng mercon menjadi salah satu kuliner khas Yogyakarta yang paling populer.

Asal Usul Pembuatan Oseng Mercon

Sejarah Oseng Mercon, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Oseng Mercon

Oseng Mercon pertama kali dibuat oleh Bu Narti, seorang penjual makanan, pada tahun 1997. Awalnya, Bu Narti hanya menjual oseng daging sapi biasa. Namun, eksperimennya dimulai ketika ia memutuskan untuk menambahkan sejumlah besar cabai rawit ke dalam tumisannya. Ternyata, oseng dengan tambahan cabai rawit ini malah menjadi favorit di kalangan pelanggan.

Mungkin Anda Suka :  Sejarah Cappuccino, Asal Usul Pembuatan Hingga Filosofi Cappucino

Popularitas Oseng Mercon Bu Narti mulai meningkat pada tahun 1999 setelah mendapatkan liputan dari salah satu acara televisi nasional. Sejak saat itu, Oseng Mercon menjadi salah satu kuliner khas Yogyakarta yang paling terkenal dan diminati oleh banyak orang.

Filosofi Oseng Mercon

Oseng Mercon melambangkan keberanian dan tantangan. Hal ini karena rasa pedasnya yang sangat kuat. Rasa pedas oseng mercon dapat menjadi tantangan bagi orang-orang yang tidak biasa makan makanan pedas. Namun, bagi orang-orang yang berani menantang rasa pedasnya, oseng mercon dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Continue Reading
Advertisement
You may also like...

Content writer Kuarsa.com memiliki pengalaman menulis di berbagai freelance dan pernah bekerja di salah satu media online ternama di Indonesia. Paham konsep SEO dan audiens target.

More in Sejarah

To Top