Lesotho, sebuah negara kecil yang terletak di dalam perbatasan Afrika Selatan, memiliki pemandangan alam yang menakjubkan dan budaya yang kaya. Namun, di balik pesonanya, negara ini juga menghadapi berbagai tantangan yang serius, yang sering kali tidak mendapat sorotan internasional. Berikut ini adalah sepuluh sisi gelap negara Lesotho yang jarang diketahui orang luar.
1. Kemiskinan yang Meluas
Lesotho adalah salah satu negara dengan tingkat kemiskinan tertinggi di dunia. Menurut data Bank Dunia, hampir 60% populasi Lesotho hidup di bawah garis kemiskinan. Terbatasnya sumber daya alam, ketergantungan pada bantuan luar negeri, dan ketidakmampuan untuk diversifikasi ekonomi membuat negara ini sangat rentan terhadap fluktuasi ekonomi global.
2. Krisis Kesehatan: HIV/AIDS
Lesotho memiliki salah satu tingkat prevalensi HIV tertinggi di dunia, dengan hampir 23% dari populasi dewasa yang terinfeksi. Pandemi ini telah memperburuk masalah sosial dan ekonomi, dengan banyak keluarga yang kehilangan pencari nafkah dan anak-anak yang menjadi yatim piatu. Meski ada upaya untuk menanggulangi masalah ini, masih banyak tantangan dalam hal akses ke pengobatan dan pencegahan.
3. Tingkat Pengangguran yang Tinggi
Tingkat pengangguran di Lesotho sangat tinggi, terutama di kalangan anak muda. Menurut laporan terbaru, lebih dari 30% penduduk usia kerja tidak memiliki pekerjaan. Kurangnya lapangan kerja dan keterampilan yang relevan dengan pasar global membuat banyak pemuda terjebak dalam siklus kemiskinan.
4. Korupsi yang Merajalela
Korupsi merupakan masalah serius di Lesotho, mengganggu perkembangan ekonomi dan pelayanan publik. Meskipun ada lembaga pengawasan, seperti kantor anti-korupsi, namun penegakan hukum sering kali lemah. Praktik korupsi ini juga menghambat investasi asing dan memperburuk ketimpangan sosial.
5. Ketidakstabilan Politik
Lesotho mengalami ketidakstabilan politik yang sering terjadi, dengan pergolakan pemerintahan dan kekerasan politik yang berlangsung dalam beberapa dekade terakhir. Perselisihan antara partai politik dan institusi militer sering kali memicu kerusuhan dan kegelisahan sosial. Hal ini mengganggu pembangunan dan menciptakan ketidakpastian bagi warganya.
6. Isu Gender dan Kekerasan terhadap Perempuan
Lesotho menghadapi masalah besar terkait ketidaksetaraan gender. Kekerasan domestik, pernikahan anak, dan diskriminasi terhadap perempuan masih sangat sering terjadi. Meskipun ada undang-undang yang melarang kekerasan terhadap perempuan, implementasinya masih kurang. Banyak perempuan yang hidup dalam ketakutan dan terkadang tidak memiliki akses terhadap perlindungan hukum.
7. Tantangan Pendidikan
Sistem pendidikan di Lesotho masih menghadapi berbagai masalah, termasuk kurangnya sumber daya, infrastruktur yang rusak, dan kualitas pengajaran yang rendah. Meskipun angka partisipasi pendidikan meningkat, angka putus sekolah tetap tinggi, dan banyak anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak.
8. Masalah Infrastruktur yang Parah
Infrastruktur di Lesotho, terutama di pedesaan, masih sangat terbatas. Jalan-jalan yang rusak, akses terbatas ke listrik dan air bersih, serta keterbatasan layanan kesehatan membuat kehidupan sehari-hari menjadi lebih sulit bagi banyak warga Lesotho. Tantangan infrastruktur ini memperburuk kondisi kehidupan dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
9. Ketergantungan pada Afrika Selatan
Lesotho sangat bergantung pada Afrika Selatan, baik dalam hal perdagangan, tenaga kerja, dan bantuan ekonomi. Banyak warga Lesotho yang bekerja di Afrika Selatan, dan uang kiriman mereka menjadi sumber pendapatan utama bagi keluarga mereka. Ketergantungan ini menjadikan Lesotho sangat rentan terhadap perubahan kebijakan atau krisis ekonomi di negara tetangga tersebut.
10. Perubahan Iklim dan Keamanan Pangan
Lesotho juga menghadapi dampak serius akibat perubahan iklim, dengan cuaca ekstrem seperti kekeringan yang mengancam ketahanan pangan negara. Sebagian besar penduduk Lesotho bergantung pada pertanian subsisten, dan kekeringan atau hujan yang tidak menentu dapat menghancurkan hasil panen, meninggalkan banyak orang tanpa sumber pangan yang memadai.